sebagai puisi

sebagai puisi, kau telah kutulis dalam nadi, dalam darah, dan di setiap neuronku.

sebagai puisi, telah kuindahkan kau di atas mawar, di atas rintik hujan, di atas bintang gemerlapan, di atas langit senja, dan di atas matahari.

sebagai puisi, aku tak pernah letih mengeja dan membacamu.

sebagai puisi, kau kuhayati, kau kurindui, dan kau kucintai.

sebagai puisi kau ada.

16 thoughts on “sebagai puisi

  1. duniauchi said: sebagai puisi, telah kuindahkan kau di atas mawar, di atas rintik hujan, di atas bintang gemerlapan, di atas langit senja, dan di atas matahari.

    pasti kau-nya adalah Allah, karena disini ditulis diatas bintang matahari dll… siapa coba yg bisa diatasnya matahari dan bintang2 penafsiranku saja..SABUDI (sastra budaya indonesia)mari kita jaga bersama!

  2. iya dech.. biar ga banyak yg tanya “siapa kau-nya?” aja..makanya ditafsiri yg bermanfaat heheheh.. maaf ya SABUDI (sastra budaya indonesia)mari kita jaga bersama!

Leave a comment