Ulang Tahun Pertama Kilaea dan Ulang Tahun Kedua Mbak Shaneen (Late Post)

Tema Ulang tahun kali ini adalah Putri Salju ala-ala dengan kostum seadanya. Hiasan Tirai di belakang adalah bekas hiasan ulang tahun Mas Zaflan yang pertama. Acara cukup hectic terutama Kila yang sebenarnya sudah sangat mengantuk sehingga riwilitos. Belum lagi Mas Zaflan dan mbak Shaneen yang tidak bisa dikondisikan. Fotopun dengan gaya seadanya yang penting tidak Blur. Itupun sangat susah.

Dan harapan orang tua untuk anak tidak ada lagi selain bertumbuhlah dengan baik dan sempurna. Sehat dan sentosa.

Kilagea Si Usil

Kilagea sekarang sudah menginjak usia 13 bulan. Giginya sudah muncul 3 biji. 2 gigi seri bawah dan 1 gigi taring atas sebelah kanan. Cukup aneh, karena biasanya gigi seri atas yang muncul terlebih dahulu.

Kila, dari sifatnya yang sudah tampak kemungkinan akan mirip-mirip dengan Mas Zaflan. Sejak kecil Kila tidak suka meniru dan sudah punya pendirian sendiri. Satu lagi sifat yang mencolok adalah sifat usil dan emosionalnya. Suatu malam Mas Zaflan tidur terlebih dahulu dan Kila dengan usilnya mengganggu Mas Zaflan yang sudah terlelap. Dipeluk-peluknya Mas Zaflan dan dipukul-pukulnya. Untung saja Mas Zaflan sudah sampai Luar negeri di dalam tidurnya.

Kila suka sekali berinteraksi dengan kucing dan selalu berkata “Auuuuuu” kalau bertemu dengan kucing. Kalau minta makanan pun “Auuuuu Auuuu”. Lebih fasih mengucapkan kata ‘Ayah’ dibandingkan kata ‘Mama’ (lebih sering kata Meme yang keluar dari mulutnya).

Kosa kata Kila 13 bulan

Auuuu Auuuu = suara kucing , mau sesuatu

Roaaar = suara harimau

Ayah = ayah

Meme = Mama

Mimik = minum

Piii = topi

Biii= boneka, semua boneka dipanggil Biiii…..

Papaaa = manggil Mas Zaflan

Review Buku : Gong Nyai Gandrung

Sebagai pengantin baru, Waru dan Kintan, mulai berburu rumah untuk mereka tempati berdua. Pilihan mereka pun jatuh pada sebuah rumah di daerah Magelang. Saat melihat foto-foto rumah itu dari sang broker, seketika mereka jatuh cinta dengan penampakan setiap ruangannya.

Pertama tiba di rumah itu, mereka disambut Pak Wage dan Mbok Jum, sang penjaga rumah, yang begitu ramah dan siap sedia membantu mereka. Semakin menelusuri rumah besar itu, mereka mulai menemukan ruangan-ruangan baru yang menimbulkan banyak pertanyaan.

Apalagi pendopo di halaman belakang, yang tak ditunjukkan sang broker dalam foto-fotonya; ruang bawah tanah, tempat koleksi buku-buku tua berbahasa Jawa dan Belanda, serta lukisan-lukisan sosok kuda; dan peralatan gamelan beserta gongnya yang menumpuk debu di gudang.

Setelah menemukan gong itu, Waru dan Kintan mulai dihantui mimpi buruk, bahkan terbangun tengah malam, mendengar suara kuda, dan melihat sosok yang kemudian menghilang. Sebenarnya ada apa di rumah itu?

Buku dari seorang Sekar Ayu Asmara yang pertama kali saya cari ketika saya berlangganan e-book digital dari Gramedia, yang lebih dikenal dengan Gramedia Digital. Sedikit informasi, Gramedia Digital adalah layanan membeli dan membaca buku digital terbesar di Indonesia. Mempunyai berbagai koleksi buku yang jumlahnya mencapai 120.000 judul buku. Ada buku fiksi, non fiksi, juga majalah. Kita bisa membeli buku secara satuan ataupun kita bisa berlangganan paket-paket tertentu misalnya paket fiksi, paket non fiksi, paket majalah dll.

Bulan ini saya mencoba untuk berlanggan paket fiksi, kebetulan ada diskon 50% sehubungan dengan hari guru. Dan saya langsung kalap mencari dan mendowload buku-buku incaran saya. Dan nama Sekar Ayu Asmara adalah salah satu yang saya cari paling awal. Kenapa? karena saya merasa selalu berkesan setelah membaca novel-novel penulis asal Jakarta tersebut.

Biola Tak Berdawai, Pintu Terlarang, Kembar Keempat, Doa Ibu adalah judul-judul buku Sekar ayu yang mampu memicu penasaran pembaca di setiap Bab nya dan membuat pembaca terkejut dengan semacam tendangan telak di akhir Bab. Semua misteri disimpan rapi sampai akhirnya terkuak.

Buku Sekar Ayu yang berjudul “Gong Nyai Gandrung” ini masih sama dengan buku-buku terdahulu yang memasukkan unsur misteri , arwah/roh dan hal-hal klenik lainnya. Sekar Ayu juga pandai membolak-balikkan mana realitas dan mana hal-hal gaib.

Alur lancar dan misteri diungkap satu persatu di tiap Bab-nya. Bahasanya mengalir dan pas, tidak berbelit-belit. Sangat nyaman untuk dibaca dan membuat kita terhanyut dalam tuturan ceritanya.

taken from http://www.goodreads.com

Sampul bukunya cukup ‘nge-pop’ sehingga dapat mengecoh calon pembaca dan membuat calon pembaca mengira mereka tengah memilih Buku genre “Metro Pop” atau bahkan “Teenlit” , padahal buku ini lebih dari pada itu.

Namun saya merasa seperti penyelesaian konflik kurang mendalam. Entah buku ini yang kurang tebal atau saya yang terlalu terburu-buru membacanya sehingga kurang mendalami adegan demi adegan.

Secara keseluruhan buku ini cukup menarik untuk dimasukkan ke daftar bacaan kalian berikutnya. Selamat Membaca.

Gresik, 27/11/2021

Maraton Waktu

Hidup adalah arena maraton waktu dan aku berlari terangah-engah tiap detik-nya. Perlombaan ini tidak pernah mencapai garis finish. Semua terus diulang hari ini, besok, lusa dan seterusnya.

Waktuku habis untuk bekerja, tanpa aku bisa menikmatinya. Dan aku tidak tahu untuk apa dan apa yang aku cari.

8 jam setiap hari aku melewatkan segala sesuatu. Waktuku dengan orang-orang yang kukasihi, waktuku untuk melakukan kesenangan-ku, waktu untuk membaca buku, waktu untuk memberikan wadah ide-ide yang berseliweran di kepalaku.

Tidak jarang mataku berat sepanjang hari karena kurang tidur. Aku hanya bisa melakukan kegiatan-kegiatan di malam hari. Tengah malam tepatnya. Memasak , melipat baju-baju, menyetrika sambil mendengarkan Youtube atau Podcast, mencuci baju, melihat drama-drama korea, membaca buku-buku dan lainnya.

Aku membutuhkan dukungan semesta dan suatu tekad bulat untuk mengubah semua ini.

Picture taken from https://yoursay.suara.com/news/2021/07/30/114911/5-jitu-cara-mengatur-waktu-dengan-baik

Mas Zaflan Pertama Kali Ngaji

Alhamdulillah hari pertama ngaji lancar tanpa banyak drama. Berangkat diantar Uti Naph ke Pak Dendy, sesekali ditengok Ayah yang penasaran.

Ternyata Mas Zaflan bisa belajar dengan baik. Sempet khawatir karena kalau di rumah belajar sama Mama sama Uti seperti acuh dan tidak mau mendengarkan.

Pulang-pulang semua excited menunggu cerita Mas Zaflan. Tapi anaknya sibuk bermain dan tidak mau “ditanggap”